Senin, 19 Oktober 2015

Persiapan Sebelum ke Korea Selatan

Hai, untuk tulisan pertama ini, saya akan menceritakan tentang perjalanan ke Korea Selatan, negeri ginseng surganya oppa-oppa ganteng dan lokasi syuting drama yang kece-kece :D

Perjalanan ini sudah diniatkan dari tahun lalu, tepatnya sekitar Oktober 2014, di mana saya dan 2 orang teman kuliah saya (sebut saja Mawar dan Melati) pengen banget ngebolang ke Korea Selatan. Kenapa Korea Selatan? Kalau alasan pribadi saya sih, karena pengaruh Kpop dan Kdrama, jadi pengen banget liat negara asal dari Kpop dan Kdrama star. Selain itu, karena si Mawar udah pernah ke Korea Selatan, jadi berani deh pergi ngebolang kesana, kan seenggak-nya ada, lah, satu orang yang udah kebayang gimana rasanya jalan di Korea. Nah si Mawar ini lah yang mengornanisir perjalanan kami, mulai dari pesen tiket, hotel, sampe bikin itinerary selama di Korea. Mawar juga mengajak seorang teman kantornya, sebut saja Bunga. Saya dan Melati belum kenal nih sama Bunga, but it's OK to have a travel with stranger, toh Bunga juga kan temennya Mawar, berarti temen saya juga dong. Jadilah kami berempat berencana ke Korea, nabung dari Oktober 2014 dengan rencana berangkat Oktober 2015.

Tanggal awal kami berangkat adalah sekitar minggu kedua Oktober 2015, tapi, karena satu dan lain hal, Mawar ga dapet tiket promo Garuda pada tanggal segitu, adanya awal Oktober, dan karena tiket sudah kebeli, yasudah jadilah rencana tanggal berubah yaitu tanggal 6-12 Oktober 2015. Tapi saya bed flight dengan tiga temen saya itu, sekali lagi karena satu dan lain hal, saya ga ikutan beli tiket promo Garuda yang harganya pp Rp. 5,5 juta itu (sudah termasuk makan dan bagasi 30kg). Saya kemudian beli tiket Air Asia pada April 2015 (padahal berangkatnya masih lama yaa). Kenapa beli jauh-jauh hari banget? Karena asumsi saya, kalo deket tanggal berangkat takutnya mahal. Saya beli tiket dengan harga pp Rp. 6.752.492,- belum termasuk makan dan bagasi. Ternyata oh ternyata, sekitar bulan Juli atau Agustus ya (lupa) ada promo Air Asia ke Korea pp hanya sekitar Rp 3,5 juta aja, OH MY GOD! Tapi apa mau dikata sudah beli tiket, ya sudah lahya. Ya ngenesnya lagi, sebelnya juga, kemudian kesel, sekitar bulan September, harga normal tiket Air Asia PP hanya Rp. 5 jutaan saja. Hiksseu. Alhamdulillah nya sih saya masih dikasih rejeki. Karena belum ada bagasi, dan ga mungkin juga pulang dari Korea ga pake bagasi (kan mau beli oleh-oleh), pada September 2015 saya beli bagasi 20kg di konter Air Asia Sarinah. Kenapa beli di konter padahal kan bisa online? Karena saya ga punya kartu kredit, jadi yah harus ke konter biar bisa bayar pake kartu debit dengan kurs rupiah. Harga bagasi Rp 766.943,- 

Pergi ke Korea merupakan perjalanan saya ke luar negeri pertama, sebelumnya pernah juga ke Singapore dn Malaysia, tapi itu sih bukan luar negeri ya, sebut saja mereka adalah negara tetangga, hehe. Karena jauh, pergi ke Korea Selatan harus dengan persiapan matang. Tiket sudah ya, lalu selanjutnya adalah visa, asuransi perjalanan, dan bekal uang. Selanjutnya saya akan sharing tentang buat visa. Sebelum bikin visa, saya browsing dulu d berbagai blog orang, karena si Mawar waktu ke Korea visanya diurus sama kakaknya, jadi ga tau seluk beluk urus visa sendiri. Visa yang saya bikin adalah visa single kurang dari 90 hari untuk kunjungan wisata. Hasil dari browsing berbagai macem, ada yang nakutin dan bikin waswas, ada juga yang sangat bermanfaat. Dari hasil pengalaman saya, berikut tahapan bikin visa:

1. Persiapan Dokumen
Dokumen yang diperlukan adalah :
- Paspor Asli dan Fotokopi Paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
- Formulir Aplikasi Visa (dengan satu lembar foto yang ditempel pada kolom foto)
- Kartu Keluarga atau Dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan
- Surat Keterangan Kerja dan Fotokopi SIUP Tempat Bekerja- Jika tidak bekerja tidak perlu menyertakan
- Surat Keterangan Mahasiswa/Pelajar, bagi yang masih bersekolah
- Fotokopi Bukti Keuangan, pilih salah satu:
    * Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    * Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    *
Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank 
    * Surat keterangan keanggotaan golf
    * Surat keterangan keanggotaan hotel bintang 5
    * Surat keterangan pemegang program jamsostek
    *
Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun


Lengkapnya bisa lihat di http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/visa/step/index.jsp 

Di atas tersebut merupakan syarat dari website Kedutaan korea Selatan, yang berwarna oranye adalah dokumen yang saya persiapkan. Selain dokumen tersebut, saya juga menambahkan beberapa dokumen yaitu:
    * Fotokopi : KTP, Kartu BPJS Ketenagakerjaan, Kartu BPJS Kesehatan, dan kartu asuransi jiwa dari kantor;
    * Fotokopi akta lahir;
    * Foto tambahan 3 lembar;
    * Bukti pesan pesawat PP;
    * Bukti pesan hotel;
    * Itinerary.
Sebaiknya persiapkan dokumen tersebut jauh-jauh hari sebelum apply visa, terutama untuk rekening koran tabungan. FYI, bank BCA hanya dapat membantu cetak rekening koran tabungan maksimal 2 bulan lalu, padahal kan kita butuhnya 3 bulan ya, jadi sisanya bisa print sendiri di klikbca.com (harus punya account internet banking dulu yaa). Tapi kalo print sendiri kan ga pake kertas dengan watermark BCA, jadi kurang official gimanahh gitu. Saran saya sih, untuk rekening koran tabungan BCA, 3 bulan sebelum ajuin visa, kita udah nyicil satu per satu rekening koran bulanannya. Biar kece aja sih kertasnya pake watermark BCA , hehe. Kalau saya, kan ajuin visa bulan September, berarti rekening korannya tabungan bulan Juni, Juli, dan Agustus. Saya minta rekening koran ke BCA bulan September awal, yang bisa dicetak oleh BCA hanya bulan Juli dan Agustus, itupun bulan Juli nya hanya dari tanggal 20, sisanya yaitu bulan Juni dan awal Juli, saya ngeprint sendiri, download dari internet banking. Fine aja sih kalo sebagian cetak sendiri gitu, cuman kertasnya jadi beda kan, kurang mantap rasanya. Proses cetak rekening koran hanya sehari dan bisa ditunggu, sedangkan untuk dapat surat referensi prosesnya paling lama 3 hari kerja, dengan biaya Rp. 50.000. Awal meminta surat referensi, saya diberitahukan CS BCA kalau mau wisata ke Asia minimal saldo Rp 30 juta, langsung kaget kan tuh, sedangkan saldo saya tidak lebih dari Rp 20 juta. Lalu saya memaksa dan meminta dibuatkan suratnya tapi tanpa pencantuman saldo tabungan. Alhamdulillah BCA mau membuatkan. Untuk surat kerja, saya persiapkan seminggu sebelum apply visa, ini sih tergantung kantor masing-masing ya waktu pembuatannya. Lalu untuk foto, saya buat foto di Adorama Menteng, pegawainya sudah tau ukuran dan spesifikasi untuk foto visa Korea, jadi tingal dateng, jepret, tunggu, jadi, terus bayar deh seharga Rp. 65.000 (termasuk 4 buah foto hasil cetak ukuran 4,5*4,5 cm dan CD soft file foto). Hasilnya bagus, makin cakep ;)

2. Pengajuan Visa
Dokumen sudah lengkap, berarti sudah saatnya mengajukan visa. Saya datang sendiri membawa dokumen visa, sebenarnya bareng sama Mawar dan Melati, cuman kami langsung janjian di lokasi. Kami apply visa hari Jumat, 4 September 2015. Untuk pengajuan visa dapat dilakukan setiap hari kerja dari jam 09.00-12.00 WIB. Waktu itu kami janjian di kedutaan Korea yang beralamat di daerah Gatot Subroto Jakarta (dekat RS Medistra). Melati dateng duluan sampe sekitar jam 9, saya sampai jam 09.30, sedangkan Mawar jam 10-an (Mawar juga bawa berkas si Bunga, wakilin untuk apply). Kalau datang pagi antrean tidak begitu bayak ya, tapi setelah jam 10-an itu antrean langsung banyak dan nunggu cukum lama. Penyerahan dokumen biasa saja ya, cukup berikan kepada petugas yang ada di loket. Petugas akan memeriksa dokumen, lalu kita dipersilakan bayar Rp. 560.000 dan diberikan kertas untuk pengambilan visa. Pada saat itu ada dokumen yang dikembalikan kepada saya, yaitu  Bukti pesan pesawat PP, Bukti pesan hotel, dan Itinerary.  Ternyata dokumen-dokumen tersebut tidak diperlukan. Setelah pengajuan visa, saya berdoa terus supaya lolos, dan minta izin juga kepada orang tua dan sodara. Alhamdulillah visa saya lolos :) 

3. Mengambil Visa
Visa saya selesai pada Jumat, 11 September 2015 sore hari sekitr pukul 15.30 (dari pagi saya sudah menelpon, namun selalu dijawab masih dalam proses, eh tau tau sore udah jadi). Saya buru-buru lah ke kedutaan karena visa hanya bisa diambil pada hari kerja pukul 13.30-16.30 WIB. Untung kedutaannya dekat, hanya 15 menit saja dari kantor saya di daerah Kuningan naik taksi (kalau ga macet). Sebenarnya bisa diambil di lain hari, tapi kaaaan kurang greget kalo ambil hari lain, pengen cepet-cepet liat stiker visa Korea nempel di paspor. Saat itu saya juga ambil visa punya Melati (waktu pengajuan dia titip bukti pegambilan karena kantornya yang di Tanjung Priok jauh dari Kedutaan Korea). Sedangkan Mawar dan Bunga mengambil visa nya di hari lain.

Dengan selesainya visa, selesai pula persiapannya. 


Eh iya, jangan lupa tetap menabung untuk persiapan bekal ya haha. Lupa saya.

Setelah visa jadi, uang hasil tabungan saya langsung ditukar dengan mata uang Korea, yaitu WON.

4. Penukaran Mata Uang
Mata uang rupiah bisa ditukar dengan mata uang asing di berbagai money changer. Saya menukar uang saya di Golden Money Changer Dago, Bandung (karena asal saya memang dari Bandung). Di GMC, 1 KRW itu seharga Rp. 12,7. Saya menukar KRW 400 (sekitar Rp. 5.080.000,-). Dan karena pesawat saya transit di KLIA2, maka saya juga menukar uang rupiah ke Ringgit, saya menukar RM 100 (sekitar Rp. 340.000,-)

Siipp  all set

Ehh beluuumm... Sebelum pergi ke Korea, setelah semua beres (visa, tuker uang), karena perjalanan jauh dan isu MERS yang merebak di Korea, saya dan teman-teman memutuskan untuk membeli travel insurance. Kami memilih ACA Travel Safe cabang Mall Ambassador dengan biaya USD 11,5 (info cek disini http://www.travelsafe-aca.com/ketentuan.php ). Prosesnya cepat hanya sehari setelah transfer biaya premi. Setelah beres semuanya, sebelum berangkat saya belanja makanan dulu, secara disana sulit menemukan makanan halal, jadi mau tak mau saya persiapan abon sapi, indomie, super bubur, super bihun, energen, dan tak lupa boncabe. Untuk barang bawaan, karena sewaktu pergi saya tidak membeli jatah bagasi, maka saya hanya bawa barang yang butuh saja, yaitu:
- pakaian 5 stel;
- underware 7 set,
- celana dan baju tidur;
- rok;
- celana cadangan; 
- jaket (tidak terlalu tebal);
- pashmina;
- kerudung dan ciput;
- kaos kaki;
- kaca mata hitam;
- sarung tangan;
- alat mandi (minus sabun dan sampo, karena udah disedikan hostel);
- kosmetik,
- uang;
- fotokopi dokumen;
- tas belanja foldable;
- backpack untuk jalan di Korea;
- dll (dan lain-lain lupa lagi).
Semua barang saya masukkan ke koper ukuran kabin, dan sebagian di hand bag. Pengennya sih pakai backpack trolley, namun untuk bawaan kabin, Air Asia punta aturan sendiri yaitu 1 koper ukuran kabin bersama dengan 1 hand bag atau tas laptop ( http://www.airasia.com/id/id/baggage-info/cabin-baggage.page ), terpaksa ngikutin lah yaa daripada repot nantinya. Jangan lupa ya, untuk barang berbentuk cairan, gel, atau cream (dan semacamnya) yang dibawa ke kabin pesawat, maksimal bawa masing-masing 100ml dan dimasukkan dalam satu plastik resealable. Sudah beres packing, maka selesai lah persiapan dan benar-benar siap berangkat!


-----
Penasaran cerita selanjutnya saya selama di Korea Selatan? Yuk intip cerita yang lainnya ini:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar