Kamis, 22 Oktober 2015

Menapaki Sejarah Korea Selatan Dibalut dengan Modernisasi Kota Seoul

Sehabis mengunjungi YGE Building (yang merupakan destinasi penting bagi YG Stan), kami langsung menuju Gwanghwamun Square dengan kereta dari Hapjeong Station. Dari Hapjeong Station kami transit dulu di Chungjeongno Station lalu lanut ke Gwanghwamun station. Saat di stasiun, ada toko kimbap, kami pun beli kimbap tuna untuk cemilan siang seharga 1200won dan Manjoo seharga 1000won (kalau tidak salah lagi ya). Keluar dari stasiun, saya melihat ada toko souvenir dengan patung Larva, sebagai pecinta Larva tentunya saya tidak melewatkan untuk berfoto dan membeli souvenir gantungan kunci untuk adik saya seharga 6000won.

Bersama Larva Red dan Yellow
Sehabis beli souvenir, kami pun keluar stasiun dan langsung disambut meriahnya orang-orang yang sedang ber-flash mob. Ternyata di Gwanghwamun Square sedang ada acara festival yang berisi bazar, acara musik, dan acara seni lainnya. Kami tidak begitu menonton festival karena ingin langsung foto di depan patung raja Sejong. 

Foto bersama Raja Sejong
Setelah foto depan patung raja Sejong, kami langsung jalan ke Gyeongbokgung Palace yang lokasinya dekat di belakang patung Raja Sejong (tinggal jalan kaki lurus saja, sampe deh). Sebelum masuk gerbang, kami berfoto dulu dengan penjaga istana. 

Foto bersama penjaga (ini orang lho bukan patung)
Setelah foto, kami pun masuk. Tiket masuknya seharga 6000won. Kami pun berkeliling dan berfoto. Tak lupa juga makan cemilan yang telah kami beli di stasiun tadi.


Foto depan Gyeongbokgung Palace

Foto depan kolam

Nyemil manjoo
 Setelah berkeliling, kami pun keluar istana dari pintu belakang untuk menuju ke Bukchon Hanok Village. Keluar istana, kami langsung melihat The Blue House, kantor presiden Korea Selatan, tak lupa berfoto.

Foto dengan latar belakang The Blue House
Dari pintu keluar istana, kami jalan kaki lurus terus menuju Bukchon Hanok Village. Setelah bertanya-tanya pada polisi dan petugas informasi, akhirnya kami sampai di wilayah Bukchon Hanok Village dan berfoto di depan rumah dengan gratis :)





Depan cerobong penanda Bukchon Hanok Village

Puas berfoto dan lelah jalan di Bukchon Hanok Village (karena jalanannya agak menanjak jadi cape), kami lanjut cari makan ke Insadong. Saat di jalan, kami melewati toko souvenir Mickey Mouse dan mampir dulu. Lalu kami juga melewati warung gurita bakar seharga 3000won dan jajan dulu karena lapar. Kami berjalan sekitar 700m jauhnya hingga sampai ke Insadong, Insadong merupakan jalan yang dipenuhi toko souvenir, restoran dan kafe. Banyak restoran yang menyajikan makanan vegetarian karena letaknya yang berada dekat kuil. Kami tiba di Insadong sekitar pukul 4 sore, dan restoran yang ingin kami datangi buka jam 5 sore. Kami pun menunggu dengan duduk-duduk di sekitaran jalan. Belum lama menunggu, hujan deras turun, kami pun menepi dan berteduh di depan toko. Saat berteduh, si Mawar melihat ada iklan restoran yang hanya menyajikan makanan sayur dan seafood. Kami pun langsung masuk restoran tersebut lalu memesan bibimbap dan sup tofu. Restoran tersebut bergaya tradisional Korea, tanpa kursi (duduk lesehan). Biaya makan disana cukup murah, seorang hanya diharuskan bayar 6000won saja. Sudah kenyang dan hujan pun reda, kami langsung merencanakan tujuan selanjutnya (maaf tidak ada foto di Insadong karena lupa foto). Mawar dan Bunga sudah lelah sehingga memutuskan untuk pulang ke hostel, sedangkan saya dan Melati kembali berencana membolang berdua. Kami pun berpisah di jalan. Sebelum ke tujuan berikutnya, saya dan Melati berbelanja tas dahulu. Harga tasnya cukup murah, hanya 10000won all item yang dipajang di luar toko. Saya pun membeli untuk saya dan adik (lagi-lagi sayang adik). Setelah belanja, saya dan Melati langsung ke tujuan selanjutnya, yaitu Cheongyecheon Stream, Banpo Rainbow Fountain Bridge, dan Lotte Young.





----------
Ingin tahu kisah perjalanan persiapan dan keberangkatan? Bisa dicek di sini dan di sana.
Untuk kisah lainnya, bisa diintip di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar