Kamis, 10 Oktober 2019

7 Tempat Wisata Anti-Mainstream Gratis di Singapura

Setiap kali aku ke Singapura, orang selalu bertanya: "Hah, Singapur lagii? Gak Bosen? Singapur kan cuman itu-itu aja!". Kesal ku dibuatnya, dengan shombongbangganya aku bertanya pada mereka itu: "Udah pernah ke Sentosa Cove ? Bukit Batok? Punggol Waterway? Changi Beach? Marina Barrage? Fort Canning? River Safari???” Dan merekapun menjawab dengan senyuman, “belom”.

Baiklaah… Supaya kamu tau ada apa saja di Singapura selain Merlion, Orchard Road, Bugis Street,  Haji Lane, Marina Bay Sands, Garden by the Bay, Henderson Bridge, USS, Little India, Geylang, daan sebagainya (you named it), berikut ini aku berikan referensi tujuh lokasi wisata antimainstream gratis di Singapura yang bakalan bikin kamu penasaran !

    1. Sentosa Cove
Sentosa Cove merupakan daerah pemukiman mewah yang berada di Pulau Sentosa. Memiliki taman tepi pantai yang dapat diakses oleh umum. Di pinggir pantai berderet belasan kapal milik penghuni yang mewah dah rapi terparkir.





Terdapat pula restoran-restoran seafood mewah, yang tentu saja aku tidak mungkin makan di sana, namanya juga backpacker kere. Dibandingkan makan di restoran, aku lebih memilih membeli makan di Sevel atau supermarket yang ada di dekat taman. Murah, meriah, kenyang.




Aku sengaja ke Sentosa Cove karena ingin melihat suasana Pokemon Festival dan menyaksikan Pikachu Parade. Pokemon Parade berlangsung selama bulan Juni 2019 dari siang hingga malam, dan Pikachu Parade dimulai sekitar pukul 19.30 waktu setempat.





Aku suka Pikachu dan sangat senang melihat parade Pikachu yang lucu menari diiringi music. Sungguh menggemaskan!



2    2. Bukit Batok
Bukit Batok adalah nama daerah di perbukitan Singapura yang dikelilingi oleh perumahan mewah dan apartemen. Tempat wisata yang dapat dikunjungi di sini adalah sebuah danau dengan bongkahan batu kapur. Dijuluki Little Guilin, karena katanya mirip danau Guilin di China.






Karena lokasinya berada di sekeliling perumahan, danau ini sepi pada siang hari, hanya ada beberapa orang lewat untuk lari dan beberapa bapak-bapak sedang memancing sambil ngobrol. Suasananya tenang, seperti berada di tengah hutan, padahal dekat sekali dengan perumahan.





        3. Punggol Waterway Park
Punggol Waterway Park adalah taman yang berada di sepanjang sungai yang terletak di daerah Punggol. Kalau siang hari terasa banget panas matahari menyengat, namun kita bisa ngadem di mall pinggir sungai dan membeli ice cream McD yang terletak di dalam mall.



Ikon utama dari taman ini adalah sisi pinggir sungai dengan bentuk meliuk yang unik. Di pinggiran sungai itu kamu bisa berjalan atau lari-lari menyusuri sungai. Banyak juga yang bersepeda dan menggunakan sepatu roda.





4      4. Changi Beach
Changi Beach merupakan pantai favorit aku di Singapura. Terletak dekat dengan bandara Changi, kamu bisa melihat pesawat yang hendak mendarat. Pagi hari lebih indah karena bisa melihat pesawat dibalik golden sunrise.




Fasilitas di pantai ini cukup lengkap dan bersih. Ada shower bilas, toilet, tempat camping, sewa sepeda, spot piknik dan area bermain anak. Jika berjalan menyusuri pinggir pantai, maka kamu akan menemukan jalan berpagar dengan gazebo kecil. Jalan susur pantai tersebut bernama Changi Coast Walk.







Dekat dengan Changi Coastal Walk, ke parkiran mobil, ada Changi Village yang terdiri dari kios-kios makanan dan minimarket. Menikmati sarapan di pagi hari selepas olah raga adalah pilihan yang tepat. Ada makanan halal juga looh. Aku memilih lontong sayur yang terlihat panjang antriannya dan memang enak.





5     5. Marina Barrage
Kalau di Changi Beach ada sunrise, nah, di Marina Barrage adalah tempat yang cocok untuk menikmati sunset di balik gedung Marina Bay Sands. Marina Barrage sebetulnya adalah tempat pengolahan air yang berada di perbatasan  sungai dan laut.




Untuk melihat sunset yang indah, kamu harus naik ke rooftop Marina Barrage, bisa dengan jalan menyusuri pinggiran gedung, naik tangga, atau lebih mudahnya, ya, naik lift.





Di lantai bawah ada air mancur yang berkilau warna warni pada malam hari. Jika jalan menyusuri pinggir sungai, maka kamu bisa sampai ke Garden by the Bay.





     6. Fort Canning Park
Fort Canning Park adalah sisa peninggalan sejarah di Singapura yang berupa bukit dengan benteng. Di dalamnya terdapat taman-taman dengan berbagai jenis rempah, bagunan yang sekarang difungsikan menjadi galeri, bunker, dan makam J




Terletak di pusat kota, bisa diakses dari Orchard Road atau Clarke Quay, Fort Canning Park cocok banget untuk yang suka olahraga jogging atau lari dengan trek menanjak. Kalau aku sih cuman jalan dan foto-foto aja engap.




     7. Singapore Botanic Garden
Seperti namanya, botanic garden atau kebun raya, tentunya berisi aneka tanaman. Singapore Botanic Garden memiliki koleksi beragam tanaman, mulai dari rempah-rempah, tanaman hias, hingga anggrek. Masuk ke sini gratis, kecuali kalau mau masuk ke taman anggrek, harus bayar.





Di sini juga terdapat beberapa danau. Ada danau untuk piknik, danau dengan tempat konser , dan danau angsa. Terdapat pula bangunan berupa chapel yang sangat bagus untuk foto-foto.









Bonus:
Singapore River Safari
Singapore River Safari bukanlah tempat wisata gratis, tapi termasuk antimainstream, sehingga aku memasukannya sebagai bonus. Berada di sebelah Singapore Zoo, Singapore River Safari merupakan kebun binatang khusus binatang yang hidup di sekitaran sungai. Diantaranya adalah buaya, anakonda, berang-berang, bahkan piranha dan ada juga flaminggo dan sebagainya. Selain binatang sungai, ada juga panda yang merupakan ikon utama Singapore River Safari.





Selain koleksi binatang, ada juga atraksi yang bisa kita coba yaitu boat ride dan Amazon River Quest. Boat ride adalah kegiatan menyusuri sungai dengan mengendarai kapal kecil. Dengan kapal, kita tidak hanya menyusuri area Singapore River Safari, tapi juga bisa mengintip koleksi binatang di Singapore Zoo. Sedangkan Amazon River Quest kereta kapal yang digerakkan oleh air yang membawa kita ke koleksi binatang-binatang khas Amazon, seolah-olah kita sedang menyusuri sungai Amazon. Seru dan menyenangkan.




Bagaimana? Apakah ketujuhke-delapan lokasi wisata di atas pernah kamu datangi? Sebenarnya, masih banyak wisata antimainstream gratis di Singapura, seperti East Coast Park, Kallang Park, Labrador Park, Gillman Barracks, dan lainnya. Namun belum sempat aku datangi, jadi belum bisa review.
Atau kamu ada lokasi lainnya yang menurutmu adalah wisata anti-mainstream di Singapura? Silakan infokan di kolom komentar yaa. Terima kasih sudah membaca J


PS.
Selanjutnya aku akan membuat rangkuman jembatan ikonic di Singapura, bangunan unik di Singapura, perpustakaan di Singapura, hostel di Singapura, rooftop antimainstream gratis, dan jajanan khas Singapura. Ada ide lain? Tulis di kolom komentar juga yaa J

Selasa, 08 Oktober 2019

Mewujudkan Impian ke Eropa dengan Nyicil bersama Claudia Kaunang

Eropa... atau biasa disebut Benua Biru (waktu jaman ku SD yaah, gak tau kalau jaman now), adalah (sepertinya) benua impian semua orang (Indonesia). Banyak yang pengen sekolah di Eropa, kerja, tinggal, dan bahkan memiliki pasangan orang Eropa alias Bule. Dengan ikon romantisnya menara Eiffel, rasanya suatu mimpi jika bisa ke sana. Dan betul kata pepatah, lebih baik melihat satu kali daripada mendengan seribu kali. Eropa memang sangat indah. Sejak nonton film Eiffel I'm in Love sekitar jaman SMA tahun 2007-an, saya bermimpi berfoto di depan menara Eiffel, dan alhamdulillah terwujud 10 tahun kemudian. Tahun 2017 saya (dengan hati riang dan gugup) berhasil menginjakkan kaki di Eropa. Inilah kisahnya...



Karena pertama kali perjalanan jauh, ku tak mau berangkat sendiri alias solo traveling, namun juga tak mampu untuk membiayai keluarga untuk menemani (biayain sendiri aja udah pas-pasan). Maka saya memilih untuk ikutan open trip. Kupilih open trip yang sudah terpercaya yaitu bawaannya penulis buku traveling, Claudia Kaunang (CK). Berikut informasi open trip ke Eropa yang dia adakan dan yang saya ikuti:


Yap. Sesuai informasi tersebut, saya daftar trip ke Eropa Barat di musim panas tanggal 30 Juli - 5 Agustus 2017. Kalau sesuai tanggal, hitungannya kan 7 hari, tapi sesungguhnya trip berlangsung 8 hari, karena 1 harinya untuk perjalanan berangkat (tanggal 29 Juli), 5½ hari wisata (30 Juli-4 Agustus), dan 1½ hari perjalanan pulang (4-5 Agustus). Trip yang singkat untuk 5 negara, tapi sangat cocok untuk pekerja kantoran yang fakir cuti dan baru pertama kali ke Eropa. Berikut itinerary nya:

Biaya cicilan 3 juta rupiah/bulan selama 6 bulan, belum termasuk visa (dibantu pengurusannya dengan biaya 1,6 juta), asuransi (600ribu-an), makan dan jajan. Total biaya yang kukeluarkan sekitar 25 juta rupiah, hasil ngepet  menabung dari uang gaji (hemat-hemat). 

Pendaftarannya sangat mudah, bisa melalui WA atau email, tapi lebih seringnya komunikasi melalui WA. Tiap bulan, dari bulan Februari sampai Juli 2017, transfer biaya cicilan sebesar 3 juta rupiah, hitung-hitung nabung kan. Sekitar bulan Mei, diinfokan bukti book hotel dan dummie tiket pesawat untuk kelengkapan daftar visa. Menjelang wawancara visa, para peserta bertemu mba Claudia dan Pak Arend (koordinator pembuatan visa) untuk diperiksa kelengkapan dokumen dan diberikan info mengenai wawancara visa.

Visa dibantu oleh rekanan tim Trip Bareng CK. Untuk asuransi, saya beli asuransi ACA, dibantu sama rekanan teman grup WA trip abreng CK. Berikut contoh formulir visa Schengen-nya..


Maaf yaa hanya sepotong, namanya juga contoh. Itu yang saya dapatkan dari tim trip bareng CK, beserta syarat-syarat kelengkapan dokumen lainnya secara detail seperti ukuran pasfoto, jenis asuransi perjalanan, dan lainnya. Untuk detailnya bisa cek di link ini. Karena saya dibantu oleh rekanannya CK, prosesnya sangat sederhana. Setelah bayar biaya visa, kirim dokumen-dokumen melalui email, lalu semua peserta ketemuan untuk memberikan dokumen asli dan tanya jawab seputar persiapan keberangkatan bersama CK dan pak Arend (rekanan yang mengurus visa). Formulir juga dibantu diisikan oleh tim pak Arend, kami tau jadi aja, dan wawancara sesuai jadwal. 

Wawancara visa berlangsung 18 Mei 2017, dan saya kebagian jadwal jam 9 pagi, namun semua peserta diminta sudah stand by di lokasi pada jam 7 pagi. Visa yang kami gunakan adalah visa Schengen Belanda. Urusnya bukan di kedutaan Belanda ya, melainkan di kantor VFS Global, Kuningan City, Jakarta Selatan. Proses urus visa sangan sederhana, karena dokumen-dokumen sudah diurus pak Arend, jadi sesuai jadwal, kami masuk ruang tunggu, tanda-tangan formulir, lalu wawancara. Di ruangan tunggu, luas gabung dengan lainnya yaitu ada loket-loket penyerahan dokumen, spot untuk pas foto, kursi-kursi untuk menunggu, dan ruangan-ruangan kecil untuk wawancara. Wawancara dalam bahasa Indonesia, ditanya mau ke mana aja, ngapain, sama siapa. Lalu dicek wajah sesuai foto. Gak lebih dari 10 menit.

Sekitar awal Juni, team CK menginfokan bahwa semua peserta lolos visa Eropa. Betapa senangnya hatiku saat itu. Aku langsung ke kantor Pak Arend di daerah Gondangdia untuk mengampil paspor yang sudah ditempel stiker visa.



Sebulan setelah dapat visa, tibalah hari keberangkatan. Para peserta berkumpul di terminal 2 dekat hotel transit untuk diabsen terlebih dahulu oleh team CK kemudian check in bersama. Kami bersama-sama naik pesawat Qatar, ada juga yang berbeda pesawat dan nanti bertemu di bandara Schipol Belanda.