Kamis, 14 April 2016

Wisata ke Bromo dan Air Terjun Madakaripura (23 Agustus 2015)

Pada pagi hari, 22 Agustus 2015 saya dan kedua teman saya berangkat ke Surabaya naik kereta. Kami berencana mengunjungi Gunung Bromo dan Air Terjun Madakaripura pada esok hari dan meeting point nya di Surabaya. Kami tiba di Surabaya sekitar malam hari dan bertemu dengan seorang peserta open trip dari kota lain. Meskipun namanya open trip, namun pesertanya hanya 4 orang dan kami dijemput oleh driver di Surabaya menuju daerah Bromo, sehingga trip nya berasa private trip. Kami tiba di homestay di kaki Gunung Bromo sekitar dini hari (keesokan harinya), kemudian bersih-bersih (cuci muka, gosok gigi) lalu minum susu hangat dan bersiap ke Gunung Bromo bersama peserta dari group lain. Kami naik jeep dan karena dini hari, kami tidak dapat melihat pemandangan diantara gelapnya langit, yang kami tahu, jalanan berliku kemudian tiba-tiba udah sampe aja gitu, hehe.

Ternyata kami tidak langsung ke Gunung Bromo, tapi ke tempat di mana bisa menikmati matahari terbit berlatar Bromo. Menuju lokasi mengejar sunrise, kami harus nanjak jalanan yang rata , sih, tapi ngos-ngosan juga karena saya ga biasa nanjak dini hari dengan dinginnya hawa pegunungan. Untung ada banyak tukang ojek, daripada cape ya mending bayar 10ribu rupiah, hehe. Sampai di gerbang, karena ga tahan dingin banget, kami menyewa mantel, lalu langsung cari spot bagus buat liat matahari terbit. Meskipun masih jam 5an, namun lokasi udah penuh banget, ah saya ga dapet spot bagus nih liat matahari terbitnya. Tapi gak apa-apa, karena setelah matahari terbit, kami bisa juga gantian foto-foto dengan latar Gunung Bromo yang terkenal ituu.. Dan ternyata benar-benar mirip lukisan, keren banget!!

Sunrise Bromo


Gunung Bromo
Selfie dengan latar Bromo dan teman-teman

Setelah puas foto berlatar Bromo, kami turun dan menuju Gunung Bromo. Sebelum sampai di Bromo, kami foto-foto dulu di perjalanan. Ternyata trek kami semalam lumayan curam, tebing-tebing dan berpasir. Baru keliatan pas pagi itu karena sudah terang, hehe. Sampai lah kami di pelataran Gunung bromo, tempat jeep parkir. Ada dua pilihan untuk menuju Bromo dari parkiran: jalan kaki atau naik kuda. Untuk yang pengen gratisan, jalan kaki merupakan pilihan utama. Namun, karena jaraknya lumayan jauh (sekitar 1 km), treknya berliku dan berpasir, saya dan teman-teman memilih naik kuda. Seru juga naik kuda, bolak balik kami harus bayar 80ribu rupiah (normalnya 100 ribu, tapi sudah ditawar sama guide kami, lumayan hemat).
Menuju Gunung Bromo dengan Kuda

Setelah naik kuda, saya ga langsung ujug-ujug sampe di puncak, untuk naik ke puncaknya, harus lewat tangga yaaaaaang panjaaaaang... Karena naik tangga nya penuh sesak sama wisatawan, jadi banyak berehntinya dan ga cape. Sampailah di puncak Gunung Bromo, kemudian foto-foto berlatar kawah dengan bau belerang yang tidak begitu menyengat.

Di kawah Bromo

SUasana sekitaran di Puncak Bromo

Tangga menuju puncak (stairway to heaven? *LOL*)

Habis dari puncak Bromo, kami lanjut naik bis ke Bukit Teletubbies dan pasir berbisik. Sayangnya karena bukan musim penghujan, Bukit Teletubbis nya tandus, ga hijau. Tapi masih okelah buat foto-foto. 

Bukit Teletubbies

Pasir Berbisik

Batu Singa

Setelah puas foto-foto di daerah Gunung Bromo, kami lanjut ke Air Terjun Madakaripura. Sesampainya di lokasi air terjun, kami disambut oleh guide lokal. Air terjun Madakaripura konon merupakan tempat bersemedi patih Gajah Mada. Berlokasi ga jauh dari Gunung Bromo. Akses ke Air Terjun Madakaripura termasuk gampang, dari parkiran, kita berjalan sekitar 1KM melewati jembatan (yang baru dibangun awal tahun 2015). Dahulu, untuk mencapai air terjun ini perlu melewati sungai karena belum ada jembatan. Untuk merasakan sensasi jaman dulu, kami pun mencoba melewati sungai, susah juga karena aliran airnya cukup deras dan banyak bebatuan licin, tapi tetap seru. Sampai di dekat air terjun, jangan keburu seneng, karena kita harus melewati kucuran air terjun pembuka dan manjat batu terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai di tempat persemayaman patih Gajah Mada. Menegangkan sekaligus menyenangkan. Agar tidak basah, banyak juga dijual jas hujan plastik, tapi kami sih memang niatnya mau basah-basahan. Hanya HP dan dompet saja yang kami balut dengan plastik agar ga kebasahan. 

Daerah parkiran dengan patung Gajah Mada
Jembatan yang baru dibangun



Air terjun pembuka, indah dan bikin basah
Bergaya sambil basah-basahan

Setelah melewati "shower alami" berupa kucuran beberapa air terjun dan memanjat bebatuan yang agak licin, kami pun sampai di lokasi utama air terjun Madakaripura. Terdapat kolam yang merupakan tempat tampungan air terjun. Dilarang berenang di kolam tersebut karena kedalamannya tak ada yang tahu, namun ada juga beberapa orang yang berenang di tepiannya dengan menggunakan ban sewaan. Suasana mistis terasa saat masuk kawasan air terjun, banyak babacaan aja selama disitu dan mengucap syukur bisa sampai disana dengan selamat dan menikmati indahnya air terjun misterius ini :)

Air terjun Madakaripura 
Suasana air terjun
Foto bersama di tepian kolam


Setelah puas bermain air, kami pun bersih-bersih. Fasilitas kamar mandi di tempat wisata ini banyak, namun harus pilih-pilih kamar mandi karena ada yang lampunya mati, airnya habis, dan bahkan ga ada kunci buat nutup pintunya. Tapi lumayan lah untuk tempat wisata alam di daerah, se-enggak nya bisa mandi dan bersih-bersih. Selesai itu, kami kembali ke Surabaya dan membeli oleh-oleh di daerah Genteng, kemudian pulang ke daerah masing-masing :)