Sehabis makan donat di depan DDP, kami berempat menuju N Seoul tower. Sebelum masuk stasiun Dongdaemun, kami mampir dulu di Daiso untuk membeli kotak makan. Kami tidak mau kesulitan makan di Nami sehingga berencana membawa bekal. Selain beli kotak makan, saya juga beli satu set sendok-garpu-sumpit besi ala korea untuk adik saya dengan harga 2000won. Ternyata belanja di Daiso Korea lebih murah dari Daiso di Jakarta atau Bandung, namun kita tidak mendapatkan plastik untuk membawa belanjaan secara gratis (harus bayar). Mengakali bawaan yang ribet dan ga muat masuk tas gendong, kebetulan saya melihat ahjumma jualan mochi, saya beli mochinya dan dapat plastik deh. Belanjaan saya masukan ke plastik, sedangkan mochi nya saya simpan di tas (mochi sudah dikemas styrofoam dan ditutup plastik wrap). Sebelum naik kereta kami ke toilet dulu dan sholat. Saya dan Melati cari tempat sepi untuk sholat yaitu di ujung antrian kereta. Pas saya gelar plastik alas sejadah mau sholat, eh ada ibu-ibu nyamperin, sambil ngomong bahasa korea dan menyilangkan tangannya. Saya kira kayanya dia ga bolehin saya ngemper disitu (mungkin juga ibu2 itu nyangka saya mau tidur ato buka lapak jualan makanya ngelarang), lalu saya bilang "praying" tapi si ibunya tetap ngomel pake bahasa korea yang saya ga ngerti, ah saya masa bodo amet lah bukan petugas ini yang larang, lanjut lah sholat dengan damai.
Dari Dongdaemun station, kami menuju ke Chungmuro Station, dari situ kami menunggu bis tur ke N Seoul Tower. Sekitar setengah jam menunggu, bis tak muncul juga. Karena sudah capek, maka kami putuskan naik taksi. Ternyata lokasinya dekat, hanya 15 menit saja. Ongkos taksinya kalau tidak salah 4200won, kami memberikan uang 5000won tapi ga dikasih kembaliannya sama si sopir. Huh, next time naek taksi harus pake uang pas kayanya. Sampailah kami di gerbang depan N Seoul Tower. Saat menuju N Seoul Tower, kami melewati satu universitas impian saya yaitu Dongguk University. Saya tatap terus tuh kampusnya, kali aja next time bisa lolos yaa kuliah S2 di sana , aamiin.
Sekitar setengah jam kami menunggu, bis baru datang. Kami pun masuk dan tak lupa tap T-money. Saya lupa ongkosnya berapa, kalau tidak salah sih 700won ya. Bis langsung berangkat meskipun belum penuh (ga kaya di Indonesia yang banyak ngetemnya). Ternyata jalanan macet, padahal kalau liat di peta, Namsan dan Itaewon itu berdekatan, tapi karena macet jadi lama sekitar 1 jam perjalanan, sampe bisa tidur di bis. Cape menerjang macet, akhirnya kami sampe di daerah Itaewon. Berbekal peta wisata, dari halte kami berjalan kaki menuju mesjid Itaewon. Alhamdulillah bisa sampe juga. Mesjidnya besar, namun sepi. Tempat sholat perempian ada di lantai atas. Kami pun sholat dan pas adzan isya. Namun karena belum sholat maghrib, kami ga bisa ikutan berjamaah isya deh, sedih sih tapi yasudah lah mau gimana lagi. Setelah dari mesjid, kami makan di restoran korea halal namanya Muree. Kami pesan sup tofu dan kimchi pajeon. Di restoran ini free minum air putih dan side dish. Udara dingin di Itaewon kami tenangkan dengan hangatnya sup tofu yang rasanya enak. Total makan masing-masing bayar 12000won kalau ga salah ya. Lumayan mahal, tapi enak. Sehabis makan, kami mampir di minimarket yang jual produk Indonesia. Rencananya saya mau beli indomie, tapi harganya mahal, ga jadi deh.
|
Depan Mesjid Itaewon |
|
Depan gerbang keluar mobil di kawasan Itaewon
(tulisan syahadat dalam hufur hangeul) |
Dari Itaewon kami langsung pulang menuju hostel naik kereta. Sebelum masuk ke gedung hostel, kami mampir dulu ke 7eleven dekat hostel untuk beli nasi instan bekal di Nami besok.
----------
Ingin tahu kisah perjalanan persiapan dan keberangkatan? Bisa dicek di
sini dan di
sana.
Untuk kisah lainnya, bisa diintip di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar