Cerita kali ini adalah tentang berkunjung ke negara di Asia Tenggara dengan mata uang yang lebih rendah daripada Indonesia: Vietnam! Aku memang belum punya niat untuk keliling semua negara di Asia Tenggara, namun ada satu negara yang bikin aku tertarik karena mata uangnya lebih rendah dari Rupiah. 1 Dong Vietnam setara dengan sekitar 0,6 Rupiah. Maka dari itu, ketika ada open trip ke Vietnam dengan jadwal yang pas dan budget yang sesuai, aku langsung daftar. Open trip ini diadakan oleh Okky Miraza, dulu kenal di grup Backpacker International. Kota yang kami tuju adalah kota Da Nang dan Hoi An. Sebenarnya trip ini bukan trip biasa ya, karena biasanya orang-orang berwisata ke Vietnam itu dengan tujuan kota Hanoi atau Ho Chi Minh City. Namun, di kota Da Nang dan Hoi An tersebut ada wisata yang cukup menarik. Di Da Nang ada Bana Hills, theme park dengan ikon kastil dan jembatan tangan raksasa. Kemudian kalau Hoi An terkenal dengan wisata kota tua pinggir sungai.
|
Jembatan tangan raksasa di Da Nang
|
|
Kota Tua pinggir sungai di Hoi An
|
Kami rombongan berangkat ke Vietnam bersama-sama dari bandara KLIA2 menggunakan pesawat Air Asia pada tanggal 7 Juli 2018 siang hari. Adapun trip kami berlangsung hanya 3 hari, yaitu sampai tanggal 9 Juli 2018. Dari Indonesia, aku naik pesawat Air Asia subuh-subuh di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3. Aku sudah berada di bandara dari sekitar jam 1 malam karena takut ketiduran di rumah. Aku berangkat dari rumah bersama mba Adel, salah satu peserta, kami janjian di Cilandak Town Square. Setibanya kami di bandara, tidur-tiduran dan foto-foto sambil menunggu waktu check in jam 4 subuh. Sebelum check in, kami juga sempat ketemu peserta lain yang satu pesawat dengan kami. Kamipun berangkat jam 5 pagi WIB dan tiba di KLIA2 sekitar jam 8 pagi waktu Malaysia. Kami sarapan, keliling-keliling KLIA2 sambil menunggu peserta lainnya hadir. Setelah semua peserta lengkap dan sudah waktunya chec in, kamipun bersama-sama check in di mesin Air Asia, lalu menuju ruang tunggu. Pesawat take off sekitar jam 1 siang menuju kota Da Nang. Kami tiba di bandara Da Nang sekitar jam 3 sore. Bandara Da Nang cukup modern meskipun tidak terlalu luas. Setelah proses imigrasi, kamipun menunggu dijemput van, tapi karena van tidak kunjung maka kami ke kota Hoi An menggunakan taksi. Perjalanan dari bandara Da Nang ke kota Hoi An hanya sekitar 45 menit- 1 jam. Jalanan pun lacar dan tidak macet. Suasana dan pemandangan di sepanjang jalan mengingatkan aku dengan suasana di kota Tasik, Jawa Barat. Kota kecil yang ramai :)
|
Foto di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta saat menunggu waktu check in subuh-subuh
|
|
Sarapan di McD KLIA2 |
|
Tiba di Bandara Da Nang
|
|
Pemandangan saat di perjalanan dari Da Nang ke Hoi An
|
|
Lobby hotel di Hoi An
|
Tiba di kota Hoi An, sekitar jam 5 atau 6 sore, kami langsung ke lobby hotel dan check in kemudian istirahat sebentar untuk mandi, sholat dan leyeh-leyeh. Sebagai syarat menginap, paspor kami diserahkan ke pihak hotel. Kami menginap 1 malam di Hoi An di tepatnya di Hotel Sunset Hoi An. Lokasi hotel tepat di depan sungai dan night market. Malamnya, kami makan malam di restauran dekat hotel. Saat makan malam, saya bingung mau makan apa karena takut ada menu daging babi, sehingga supaya aman saya hanya pesan nasi dan sup ubi. kemudian menyebrang melalui jembatan menuju night market. Setiap malam minggu, ramai night market dengan hiasan lampu dan pedagang yang menawarkan souvenir maupun makanan. Ada juga pertunjukan kesenian dan di sungai kita bisa naik perahu. Aku dan rombongan hanya berkeliling saja untuk membeli souvenir dan jajan. Di Vietnam, selain mata uang Dong Vietnam (VND), berlaku juga mata uang dolar Amerika (USD) sebagai alat tukar.
|
Sup ubi, makan malam saya di Hoi An
|
|
Suasana sungai saat malam hari
|
|
Suasana night market Hoi An
|
|
Sibuk memilih dan tawar menawar souvenir
|
Sebenarnya kami masih ingin agak lama berada di night market, namun karena sudah mulai gerimis, kami pun cepat-cepat pulang ke hotel. Dan benar saja, sesampainya di hotel, hujan turun deras. Kamipun istirahat saja di hotel untuk mempersiapkan diri jalan-jalan di pagi hari besok. Kami bebas memilih kamar dan satu kamar diisi 2 orang. Kamar hotel cukup nyaman dan bersih, juga cukup luas untuk 2 orang. Kasurnya twin yang besar. Fasilitasnya cukup lengkap. Disediakan juga water heater dan shower, serta kulkas kecil. Di pagi hari kami mendapatkan sarapan sederhana yang disediakan oleh hotel.
|
Kasur twinbed berasa queenbed
|
|
Fasilitas dalam kamar
|
|
Kamar mandi hotel yang bersih
|
Pagi hari setelah sarapan, kami berjalan-jalan berkeliling sungai untuk menikmati suasana kota tua yang berbeda dengan suasana malam hari. Meskipun malam harinya ramai night market, namun saat pagi hari, semua bersih. Tidak ada yang berdagang di pinggir jalan dan juga tidak ada bekas sampah-sampah. Saat itu, di depan hotel kami, di taman samping sungai sedang ada pameran foto. Kamipun menyusuri sungai melihat-lihat pameran foto. Kemudian kami melewati jembatan dan menuju ke bangunan-bangunan tua yang berada di sekitar sungai. Di sana juga terdapat toko-toko yang menjual berbagai produk, baik produk souvenir klasik maupun produk modern seperti pakaian bermerek terkenal. Ada pula beberapa kuil. Ada biaya tambahan jika ingin masuk ke bangunan tua dan kuil-kuil. Karena tidak mau bayar lebih, ceritanya hemat yaa hehe, aku hanya berjalan-jalan di sekitar saja.
|
Ornamen di taman depan hotel
|
|
Suasana sungai pagi hari
|
|
Pameran foto pinggir sungai
|
|
Sisi jalan raya, permukiman penduduk dan hotel-hotel (bukan area wisata kota tua)
|
|
Saat siap-siap berfoto bersama di pinggir sungai
|
|
Suasana salah satu bangunan tua di kota lama
|
|
Suasana sekitar jalan raya di dekat kota tua
|
|
Jembatan menuju kota tua |
|
Suasana di kota tua
|
|
Pintu masuk salah satu kuil
|
|
Jembatan Jepang
|
|
Pose di depan pintu masuk kuil
|
Setelah cukup berkeliling di kota tua, kami pun kembali ke hotel dan check out. Sambil checkout dan menunggu paspor kami dikembalikan, saya sempat foto-foto di dalam hotel. Ternyata hotel ini memiliki 2 pintu yaitu satu pintu yang menghadap sungai dan kota tua, lalu satu lagi pintu yang menghadap ke jalan raya atau jalan utama. Saat tiba kemarin, kami masuk di pintu yang berada menghadap sungai. Saat checkout, kami keluar di pintu hotel depan jalan raya. Aku juga menemukan lokasi kolam renang hotel. Kami tidak sempat berenang karena kemarin tiba cukup malam dan paginya langsung jalan-jalan. Setelah kami mendapatkan paspor, kamipun masuk ke van dan melanjutkan perjalanan ke Da Nang.
|
Suasana pintu masuk hotel di bagian seberang sungai (digunakan untuk sarapan pagi dan restoran pada malam hari)
|
|
Kolam renang hotel
|
|
Suasana check out lobby hotel pintu dekat jalan raya
|
|
Pintu masuk hotel dekat jalan raya
|
Setelah kira-kira 1 jam perjalanan, kamipun tiba di kota Da Nang. Kami langsung menuju hotel dan check in. Namun karena kami tiba sebelum waktunya check in (kalau tidak salah check in jam 2 siang, namun kami tiba jam 12 siang), kamipun hanya menitipkan barang kami di lobby hotel kemudian lanjut ke Bana Hills menggunakan van. Perjalanan sekitar 45 menit, dan kami tiba di parkiran Bana Hills. Dari parkiran, kami ke pusat informasi dan membeli tiket terusan. Harga tiket saat itu adalah 750.000 VND, atau sekitar Rp 350.000 . Tapi karena rombongan, kalau tidak salah ada diskon, namun aku lupa saat itu diskonnya berapa, hehe.
|
Suasana di perjalanan menuju Bana Hills
|
|
Parkiran Bana Hills
|
|
Gerbang masuk Bana Hills
|
|
Interior lobby sebelum antri cable car
|
|
Suasana sebelum antri cable car
|
|
Tiket terusan (cable car dan theme park)
|
|
Suasana saat antre cable car
|
|
Cable car menuju theme park
|
Dari tempat parkir dan tempat beli tiket, kami masuk ke bangunan bergaya klasik dengan tulisan Sun World Bana Hills, kemudian jalan masuk melewati berbagai interior bagunan yang menarik , menuju tempat antri cable car. Kami pun bergantian masuk cable car. Kalau tidak salah, 1 cable car bisa diisi hingga 8 orang. Pemandangan dari cable car cukup bagus, hutan dan pepohonan. Kemudian tak lama, kami tiba di stasiun yang berada di paling atas bukit. Dari stasiun, kami jalan menuju Sunworld Theme Park. Di sanalah lokasi kastil dan jembatan emas dengan tangan raksasa. Sebelum eksplor lebih lanjut, kami makan siang dulu di restoran yang berada di dalam themed park. kami makan siang terlebih dahulu, kebetulan di restoran tersebut disediakan makanan halal khusus di lantai 3. Nama restaurantnya Arapang, berada tepat di seberang kastil. Interoir restoran sangat bagus dan makanannya enak. Harga juga tidak terlalu mahal. Aku dan empat peserta lain hanya menghabiskan biaya sekitar Rp. 500.000 untuk makan tengah dengan menu ikan, sayur, seafood, nasi dan minuman.
|
View area parkir dari cable car
|
|
Pemandangan sepanjang jalan dari atas cable car
|
|
View jembatan emas tangan raksasa dari cable car
|
|
Interior stasiun cable car di atas bukit
|
|
View jembatan tangan raksasa dari stasiun cable car
|
|
Berpose di restoran
|
|
Foto bersama saat makan |
Setelah makan, barulah kami berpencar untuk eksplor themed park. Aku jalan berdua saja dengan roommate aku, mba Santi. Sambil jalan, saya juga sempat jajan di 2 stand snack, yaitu jajan cemilan yang bentuknya seperti onde-onde bernama Banh Cam dan es mangga beku. Rasanya enak dan harganya tidak mahal (kalau dibandingkan jajan di theme park pada umumnya). Banh Cam persis seperti onde-onde Indonesia, dibalut wijen dan dalamnya ada kacang hijau. Kalau es mangga beku adalah buah mangga yang ditusuk stik es krim dan dibekukan, jajanan yang tidak umum kita temukan di Indonesia, mungkin bisa jadi ide cemilan dirumah, ya.
|
Jajan cemilan seperti onde-onde
|
|
Banh Cam, "onde-onde"-nya Vietnam
|
|
Es mangga beku
|
Suasana theme park sangat ramai saat itu dan udaranya sangat segar, karena lokasinya di perbukitan. DIisana ada bagian outdoor dan indoor. Kami berdua berkeliling bagian outdoornya terlebih dahulu. Areanya sangat luas. Terdapat juga hotel dan beer cafe. Area outdoor ini dikelilingi kastil dan tanaman-tanaman hias, seperti bunga dan pepohonan. Namun yang paling ikonik di sana adalah globe Sunworld, kastil dan kuil di bukit paling atas.
|
Suasana ramai di dalam Fantasy Park
|
|
Suasaa di dalam Fantasy Park menuju lantai paling bawah
|
Suasana di dalam Fantasy Park sangat sangat sangaattt ramai sekali. Kami sampai pusing melihat keramaian itu. Mungkin karena area indoor dan nuansanya gelap, jadi lebih terasa sesak. Saking ramainya, kami malas untuk mencoba wahana permainan yang ada di sana. Kami hanya berkeliling, dan turun ke lantai paling bawah. Ternyata di lantai paling bawah tidak seramai lantai pertama, namun permainan di lantai bawah kurang seru. Hanya ada permainan untuk anak-anak dan permainan 4D. Kami pun mencoba salah satu permainan 4D yang antriannya sedikit. Permainan 4D nya biasa saja, tapi karena bersama teman-teman trip jadi ya berasa seru aja.
Setelah itu kami keluar Fantasy park dan kembali ke area outdoor. Kami berkumpul di depan kastil dan menunggu peserta lain yang terpisah. Sambil menunggu, aku naik ke atas kastil dan menikmati pemandangan yang sangat indah. Kemudian melanjutkan jalan ke arah stasiun cable car menuju Jembatan Emas dengan Tangan Raksasa yang terkenal itu. Di area sekitar jembatan ada berbagai spot foto unik, salah satunya adalah patung potongan tubuh manusia. Jembatannya sendiri cukup panjang dengan warna emas dan ada bunga lavender di sisi kanan kirinya.
|
Patung tubuh manusia
|
|
Berpose di jembatan emas
|
Setelah berfoto di jembatan dan berkeliling di area sekitar jembatan, kamipun pulang ke hotel. Di perjalanan pulang, kami melewati jembatan naga (tidak sempat difoto) dan melihat air mancur naga dari kejauhan. Air mancur naga seperti icon Merlion di Singapura, berada di pinggir sungai. Sayangnya lokasinya cukup jauh dari hotel sehingga aku hanya bisa lihat dari van saja. Sesampainya di hotel, kamipun check in. Setelah check in, beberapa peserta pergi jalan malam mencari makanan, sedangkan aku tidak ikut karena cukup lelah. Aku mencoba berenang di kolam renang hotel, tapi tidak lama karena sudah malam dan area kolam renang sangat sepi, jadi takut sendirian. hehe. Setelah berenang, akupun makan popmie yang dibekal dari Indonesia kemudian tidur. Keesokan harinya, pagi-pagi setelah sholat subuh, aku dan mba Santi berdua jalan kaki ke pantai.
|
Air mancur naga di pinggir sungai
|
|
Hotel tempat kami menginap di Da Nang : "Happy Sky Hotel"
|
|
Panorama pantai
|
Hotel kami memang lokasinya sangat dekat ke pantai, hanya 300 meter saja. Pantai berada di sisi jalan raya, dan ada biaya masuknya kalau tidak salah 10.000 VND atau sekitar Rp. 6000. Berbagai fasilitas ada di pantai, seperti tempat bilas, toilet, kolam anak, penyewaan payung, stand makanan dan jajanan.
Pemandangan di pantai sangat bagus dan unik. Di sisi kiri kita bisa melihat patung Dewi Kwan Im dari kejauhan, kemudian di sisi lain bisa melihat gedung-gedung bertingkat, dan di sisi laut kita bisa melihat mata hari terbit. Karena masih pagi banget, pantai tidak terlalu ramai, kamipun berfoto dan menikmasti sunrise sebentar (sunrise ketutupan awan hehe). Lalu kamipun kembali ke hotel . Di jalan menuju hotel, kami bertemu peserta lain yang akan ke pantai. Aku juga mampir ke warung yang kami temui di perjalanan menuju hotel. Aku membeli biskuit dan kopi Vietnam untuk oleh-oleh. Setibanya di hotel, kami mandi lalu sarapan. Lokasi sarapan di rooftop hotel dengan menu roti, buah dan jus. Setelah sarapan, sambil menunggu waktu checkout, kami berdua ke toko oleh-oleh dekat hotel yang baru saja buka. Sebelumnya kami tidak ngeh ada toko itu karena belum buka, kami dapat info dari peserta lain yang kami temuai saat sarapan. Setelah berbelanja oleh-oleh, kami berkumpul depan hotel dan menunggu peserta lain untuk check out. Kamipun check out dan langsung menuju bandara. Seharusnya kami pergi ke patung Dewi Kwan Im dahulu, namun kata Okky Miraza, tour leadernya, waktunya tidak cukup jadi harus langsung ke bandara. Ternyata di bandara kami masih harus menunggu cukup lama sekitar 2-3 jam untuk masuk pesawat. Uniknya di Vietnam, saat akan check in, staff counter berbaris di depan counter dan memberikan salam kepada para penumpang yang akan check in. Setelah check in, kami menunggu di ruang tunggu dan karena waktunya masih lama, saya berkeliling bandara, mencoba kursi pijat, dan berbelanja Vietnam Drip set di salah satu toko. Kamipun masuk pesawat menuju KLIA2. DI KLIA2 kami berpisah, ada yang langsung pulang ke Jakarta ada yang pergi ke destinasi lain. Kalau aku extend di KL 1 malam. Berakhirlah cerita perjalananku ke Vietnam yang cukup singkat dan seru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar